Diagnosa Penyakit Pada Burung Kenari Dengan Theorema Bayes Berbasis Web

Rahmi Norfitriani(1*),Nidia Rosmawanti(2),Ratna Fitriani(3)
(1) STMIK Banjarbaru
(2) STMIK Banjarbaru
(3) STMIK Banjarbaru
(*) Corresponding Author
DOI : 10.35889/progresif.v12i1.172

Abstract

Abstrak

Burung kenari mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1950-an, pada saat itu semua burung kenari merupakan burung impor dari Belanda. importir membawa burung kenari secara rutin 3 bulan sekali ke Indonesia. Informasi tentang penyakit, pengobatan, dan perawatan didapatkan pemilik dari aktivitas sharing dengan sesama pemilik burung kenari pada saat waktu senggang latihan bersama berlangsung. Pakar atau ahli dari penyakit burung kenari pada penelitian ini adalah drh. Annang Dwijatmiko,S. Namun pakar tetap memiliki kelemahan,  yakni tidak selalu datang dalam acara latihan bersama. Hal ini yang kemudian membuat pemilik-pemilik burung kenari melakukan sharing pendapat saat seekor burung kenari terkena penyakit sehingga memunculkan presepsi-presepsi yang tidak sedikit yang menyimpang.

Tahapan dalam pembuatan sistem ini antara lain, melakukan studi kasus lapangan dengan mewawancarai pemilik burung kenari serta yang berpengalaman dibidangnya. Kemudian melakukan perumusan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, lalu merancang sesuai kebutuhan sistem, membuat sistem dan menguji coba sistem.

Berdasarkan hasil uji user acceptance, sistem diagnosa penyakit pada burung kenari ini dapat membantu pemilik burung kenari untuk melakukan pengobatan dini secara mandiri dengan pengatahuan dari pakar yang didapatkan dari sistem yang dibangun dan diharapkan dapat meminimalisir kematian burung kenari.

Kata kunci:    Sistem Pakar, Theorema Bayes, Burung Kenari

 

Abstract

 Canary becoming known in Indonesia in the 1950s, when it was all canary bird imported from the Netherlands. Importers bring canaries regularly 3 months to Indonesia. Information about the disease, treatment, and care obtained the owner of the activity of sharing with fellow owners of canaries during leisure time joint exercises take place. Expert or experts of the disease canaries in this study is a vet. Annang Dwijatmiko, S. But experts still have weaknesses, which do not always come in a joint training program. This then makes owners canary sharing opinions during a canary disease that led to a perception-a perception which is not a little distorted. Information about the disease, treatment, and care obtained the owner of the activity of sharing with fellow owners of canaries during leisure time joint exercises take place.

Stages in the manufacture of these systems, among others, conducted a case study interview with the owner of the field with canaries and experienced in their field. Then the formulation of the problem, collecting and analyzing data, and designing a system as needed, making the system and test the system.

Based on the results of user acceptance testing, system diagnostics disease in canaries can help owners canaries to early treatment independently with pengatahuan of experts obtained from a system built and is expected to minimize the death of a canary.

Keywords: Expert System, Bayes Theorem, Canary Bird

References


Rachmawati, 2012, Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Aswa.

Weindrata, H.S., 2014, Rahasia Berternak Kenari Jawara untuk Hobbies dan Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Mahendra, W., 2013, Penerapan Teorema Bayes untuk Identefikasi Penyakit pada tanaman Kedelai

Lutfi, F. M., 2013, Sistem Pakar Diagnosa Penyakit pada Tanaman Kelapa Sawit di Kabupaten Tanah Laut menggunakan Metode Theorema Bayes. Banjarbaru: STMIK Banjarbaru.

Normaiyah, 2013, Diagnosa Penyakit Pada Itik Menggunakan Metode DFS Berbasis Web. STMIK Banjarbaru.

Hidayatullah, R., 2015, Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Nangka dengan Metode Theorema Bayes.


How To Cite This :

Refbacks

  • There are currently no refbacks.